Selepas Isya’, setelah merasa cukup memberikan pengajian selama bertahun-tahun pada santrinya, seorang Kyai memberikan santrinya masing-masing seekor ayam. Kyai berpesan, “terimalah ayam ini, lalu sembelihlah di tempat, dimana tidak ada yang bisa melihat apa yang kamu lakukan.”
Subuh itu udara cukup dingin, namun Kiyai dan para santrinya sudah berkumpul di Langgar. Selepas shalat subuh berjama’ah, Kyai bertanya perihal ayam yang diberikannya itu.
Seorang santri senior meminta ijin berbicara, “Kyai, saya sudah jalankan pesan Kiyai untuk menyembelih ayam itu di tempat yang tak bisa ada yang melihat saya menyembelih ayam itu.”
Kyai tersenyum, “dimana kamu sembelih?”
Santri menjawab, “di belakang sumur, malam tadi tepat jam 12.00.”
“Kamu yakin tak ada yg melihat perbuatan itu?,” tanya Kiyai lagi.
“Yakin….a’inul yakin, Kyai, saya sudah periksa berulang kali tempat itu dan sudah sangat berhati-hati” jawab santri dengan takzimnya.
Kyai menghela nafas. Dia tatap seluruh santrinya. Lalu dengan perlahan dia bertanya,
“bagaimana dengan yang lain?”
Satu-satu melaporkan ‘tempat rahasia’ mereka saat menyembelih ayam tersebut.
Kyai sekali lagi menghela nafas. Dengan suara berat, Kyai berkata, “kalian semua tidak lulus…. Berbulan-bulan aku mengajarkan Islam kepada kalian, sayang, kalian tak mampu menangkapnya dengan baik. Ketika kalian merasa telah menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat perbuatan kalian, kalian lupa, wahai anakanakku, bahwa sungguh tak ada tempat di dunia ini yang lepas dari pengamatan Allah! Ketika kalian sembelih ayam itu, tak sadarkah kalian bahwa Allah melihat perbuatan itu.”
Saya menghela nafas mengingat kembali kisah di atas. Betapa sering kita lupa bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui perbuatan kita.
Ketika kita ‘sembelih’ nasib bawahan kita, kita lupa bahwa Allah melihat perbuatan kita.
Saat kita sukses merubah laporan keuangan sehingga di akhir tahun anggaran, terdapat banyak dana sisa yang bisa kita ‘hanguskan’, kita juga lupa bahwa Allah akan ‘meng-audit’ laporan keuangan tersebut di akhirat nanti.
Ah… bisakah kita melepaskan diri dari ‘mata’ Allah, bisakah kita menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat apa yang kita lakukan…?
Ya Allah, ampuni kami.
Tinggalkan komentar